CARA BERPIDATO TOKOH INDONESIA YANG
SAYA SUKAI
Nama : Intan Anggraini
NMP :
201310415048
Semester : 5A
Mata Kuliah : Komunikasi Politik
Menurut
saya tokoh Indonesia yang cara atau gaya berpidatonya menarik dan sangat
mengagumkan adalah pidato dari salah satu pahlawan Indonesia yaitu Sutomo atau
lebih dikenal dengan nama Bung Tomo.
Sutomo atau biasa disebut Bung Tomo,
lahir di Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920. Bung Tomo adalah seorang
wartawan yang aktif menulis di beberapa surat kabar dan majalah, di antaranya:
Harian Soeara Oemoem, Harian berbahasa Jawa Ekspres, Mingguan Pembela Rakyat,
Majalah Poestaka Timoer, menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi Kantor Berita
pendudukan Jepang Domei, dan pemimpin redaksi Kantor Berita Antara di Surabaya.
Beliau juga menjabat sebagai pimpinan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia
(BPRI). Pada tahun
2008, Bung Tomo barulah mendapatkan gelar kehormatannya sebagai pahlawan
Indonesia.
Alasan
mengapa saya menyukai pidato Bung Tomo :
Saya
memang belum pernah melihat bagaimana Bung Tomo ketika beliau berpidato diatas
panggung dan disaksikan oleh puluhan juta masyarakat surabaya. Namun ketika
saya membaca naskah pidato beliau dan mendengarkan pidato beliau melalui
youtube, saya merasakan jelas semangat yang berkobar dalam diri beliau untuk
membuat Indonesia merdeka, sebab dari suara beliau yang lantang dalam
menyerukan pidatonya membuat siapa saja yang mendengarkannya menjadi ikut
bersemangat untuk melaksanankan perjuangan.
Yang
saya kagumi dari cara berpidato beliau adalah isi pidato beliau begitu khas, artikulasi
yang jelas, suara yang lantang, heroik, penuh semangat serta berapi-api dalam
menyampaikan pidatonya, dan jika dilihat dari foto ekspresi wajahnya ketika
berpidato, beliau menyampaikannya dengan sorot mata tajam yang mendukung gaya
nya dalam berpidato. Secara tidak langsung dari sorot mata yang tajam itulah
dapat mengobarkan semangat arek-arek suroboyo untuk mengangkat senjata tak kenal
kata surut menghadapi lawan yang tangguh.
Dari
isi pidato Bung Tomo yang paling saya ingat adalah :
“Selama banteng-banteng Indonesia
masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi
merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun
juga. Kita tunjukken bahwa kita ini
benar-benar orang-orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara,
lebih baik hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap “Merdeka
atau Mati”. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!! Merdeka!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar